Dulu Diburu, Sekarang Presiden Suriah Disambut Hangat Di Gedung Putih

Nasional10 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut hangat kedatangan Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa di Gedung Putih, Washington DC, Senin siang (10/11/2025). Senyum lebar dan pujian keluar dari mulut Presiden ke-47 AS itu.

Padahal, pada 2017, Negeri Paman Sam membanderol kepala Presiden berusia 43 tahun tersebut sebesar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 166,9 miliar. Namun uang sayembara tersebut ditarik pada November 2024.

Trump juga sempat bertemu Al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi, didampingi Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman pada Mei lalu.

Menyambut kunjungan Al-Sharaa itu, puluhan warga Suriah yang berada di sekitar Washington DC berkumpul di depan gerbang Gedung Putih. Mereka mengibarkan bendera dan meneriakkan yel-yel penyemangat.

Ini adalah kunjungan perdana pemimpin Suriah ke AS sejak merdeka dari Prancis pada 1946. Al-Sharaa tiba di Gedung Putih sekitar pukul 11.30 pagi untuk menghadiri pertemuan tertutup di Ruang Oval. 

Rombongannya tidak masuk lewat West Wing, yang biasanya dilewati para tamu kenegaraan. Al-Sharaa memasuki gedung melalui West Executive Avenue, yang bersebelahan dengan Gedung Putih.

Baca juga : Ketua DPD: Semua Presiden RI Layak Diberi Gelar Pahlawan

Setelah dua jam berbincang dan makan siang, pria yang memimpin penggulingan rezim Bashar Al Assad itu meninggalkan Gedung Putih. Para pendukung pun masih terlihat bersabar mengawal pemimpin mereka yang berjalan menuju mobil sewaan tidak jauh dari gerbang Gedung Putih.

Pesona Al-Sharaa di Mata Trump

Trump jelas terkesan dengan pesona Al-Sharaa. Usai pertemuannya, taipan real estate itu berjanji akan membantu Suriah bangkit dari keterpurukan.

“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan Suriah berhasil. Saya yakin dia akan mampu menjalankan tugasnya,” ujar Trump yakin.

READ  Integrasi Layanan Tokopedia Dan TikTok Shop Jadi Peluang Inovasi UMKM

Dalam postingan di akun Truth Socialnya, Trump menyebut tidak sabar untuk bertemu Al-Sharaa lagi.

Saat diwawancara Fox News, Senin malam (10/11/2025), Al-Sharaa mengatakan, ia dan Trump membahas peluang investasi di Suriah.

“Rencana investasi ini agar Suriah tidak lagi dipandang sebagai ancaman keamanan di kawasan,” akunya. 

Baca juga : Naik KRL Dari Manggarai Ke Tanah Abang, Presiden Dekat Dengan Rakyat

Suriah, lanjutnya, senang bisa menjadi sekutu geopolitik AS. Suriah secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka akan bergabung dengan koalisi global melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

AS juga akan mengizinkan Suriah untuk kembali membuka kedutaan besar di Washington DC agar kedua negara dapat berkoordinasi lebih baik dalam isu-isu kontraterorisme, keamanan, dan ekonomi.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Suriah menggambarkan pertemuan Trump dan Al-Sharaa sangat bersahabat dan konstruktif.

“Presiden Trump menegaskan kesiapan AS untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan guna memastikan keberhasilan proses rekonstruksi dan pembangunan di Suriah,” bunyi pernyataan Kemlu Suriah, Selasa (11/11/2025).

Abadikan Kunjungan Al-Sharaa Di Sosmed

Kunjungan bersejarah Al-Sharaa ke Washington diposting di akun kepresidenan Suriah di X dan Instagram. Sejumlah postingan menunjukkan kegiatannya di AS. Akun sypresidency ini menunjukkan betapa akrabnya Trump saat menyambut Al-Sharaa. 

Akun-akun itu menerbitkan foto-foto Trump yang berdiri dan berjabat tangan dengan Sharaa yang tersenyum di samping Resolute Desk di Ruang Oval.

Baca juga : Mundurnya Ditolak MKD, Sara Gerindra Diaktifkan Lagi Jadi Anggota DPR

Foto-foto lain menunjukkan pemimpin Suriah tersebut duduk berhadapan dengan Trump bersama para pejabat tinggi AS termasuk Wakil Presiden JD Vance, Kepala Pentagon Pete Hegseth, dan Perwira Tinggi Militer AS Dan Caine.

Sejak berkuasa, para pemimpin baru Suriah telah berusaha melepaskan diri dari masa lalu mereka yang penuh kekerasan dan menampilkan citra yang lebih moderat.

READ  Pemerintah Minta Keluarga Penerima Manfaat Bansos Yuk Ikut Program Pemberdayaan Sosial I Ketut Kariyasa Data Penerima Harus Jelas Dan Terukur

Dalam pernyataannya, Al Sharaa mengatakan, ingin pencabutan sanksi permanen yang menghukum Suriah atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di masa pemerintah Assad.

Meskipun sanksi Undang-Undang Caesar saat ini telah dihapus Trump, pencabutan permanen akan mengharuskan ketok palu dari Kongres. 

Salah satu opsi adalah proposal dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Senator New Hampshire Jeanne Shaheen yang akan mengakhiri sanksi tanpa syarat apa pun. Opsi lainnya dirancang Senator Lindsey Graham sekutu Trump yang berhaluan keras yang ingin menetapkan syarat-syarat untuk pencabutan sanksi yang akan ditinjau setiap enam bulan. Namun, para pendukung berpendapat, pencabutan sanksi dengan syarat apa pun akan mencegah perusahaan berinvestasi di Suriah karena mereka takut akan dikenai sanksi. 

Direktur eksekutif Satuan Tugas Darurat Suriah Mouaz Moustafa menyamakannya dengan “bayang-bayang yang melumpuhkan inisifif besar dari negara sahabat untuk Suriah.”


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *