Mempersiapkan Kiblat Baru Peradaban Dunia Islam (55) Belajar Dari Baitul Hikmah

Nasional15 Dilihat


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Tokoh paling penting di balik kemajuan institusi Baitul Hikmah adalah Khalifah Al-Ma’mun (813–833 M), khalifah ke-5 dari Dinasti Abbasiyah dan putra dari Harun al-Rasyid. Sejak muda, ia menunjukkan ketertarikan besar terhadap ilmu pengetahuan, mengikuti jejak sang ayah. Ketika ia naik takhta menggantikan Harun al-Rasyid, Al-Ma’mun tidak hanya melanjutkan program Baitul Hikmah yang telah dirintis ayahnya, tetapi juga mengembangkannya secara signifikan. Bahkan, nama Al-Ma’mun menjadi identik dengan puncak kejayaan Baitul Hikmah itu sendiri.

Salah satu prestasi paling menonjol Al-Ma’mun adalah memperluas cakupan dan peran Baitul Hikmah. Ia menjadikannya bukan sekadar perpustakaan istana, tetapi berkembang menjadi pusat penerjemahan, penelitian, dan pendidikan terbesar di dunia pada masa itu.

Baca juga : Belajar Dari Baitul Hikmah: Peran Harun Al-Rasyid

Semula, Baitul Hikmah adalah perpustakaan pribadi keluarga kerajaan. Namun di bawah Al-Ma’mun, ia dibuka untuk umum dan menjadi perpustakaan publik yang dapat diakses oleh siapa saja. Dari sana, institusi ini berubah menjadi pusat riset sains dan teknologi, tempat para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia datang untuk meneliti dan berdiskusi secara bebas.

Para ilmuwan yang hadir bukan hanya dari Baghdad, tetapi juga dari Eropa, India, dan berbagai wilayah Timur Tengah. Mereka datang dari berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen Nestorian, hingga pemikir dari India dan Yunani. Al-Ma’mun dengan sengaja mengundang para ilmuwan dari berbagai bangsa — Arab, Persia, Yunani, India — untuk berkolaborasi dalam berbagai bidang ilmu.

Baca juga : Belajar Dari Baitul Hikmah: Pengantar

Al-Ma’mun bahkan mengirim utusan ke Konstantinopel dan wilayah Bizantium guna memperoleh naskah-naskah klasik karya tokoh-tokoh besar seperti Plato, Aristoteles, Galen, Euclid, dan Ptolemy untuk diterjemahkan di Baitul Hikmah.

READ  Tekan Stunting & Buka Lapangan Kerja, Pemerintah Fokuskan MBG Untuk Daerah 3T

Beberapa penerjemah terkemuka yang bekerja di bawah naungan Baitul Hikmah antara lain: Hunayn ibn Ishaq, Thabit ibn Qurra, dan Al-Kindi. Melalui upaya mereka, pemikiran filsafat dan sains klasik Yunani berhasil diselamatkan dan dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan Muslim.

Baca juga : Karya Peradaban Islam: Kalender Islam Dan Pemilihan Nama Bulan

Al-Ma’mun juga dikenal sebagai pelindung ilmu pengetahuan dan pendukung rasionalisme. Ia mendorong studi dalam bidang astronomi, matematika, kedokteran, filsafat, dan geografi. Ia bahkan membangun observatorium astronomi di Baghdad dan Damaskus, yang menjadi salah satu pusat pengamatan langit paling modern pada zamannya.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *