Transformasi TNI Dan Tantangan Pertahanan Non Konvensional

Nasional15 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Sebagai garda terdepan pertahanan negara, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah melalui perjalanan panjang dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Memasuki usia ke-80 tahun, TNI dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih kompleks dan dinamis. Perkembangan teknologi informasi, perubahan geopolitik global, dan ancaman non-militer menuntut adanya transformasi besar-besaran dalam struktur dan strategi pertahanan.

Dari ancaman siber yang semakin canggih hingga ketegangan geopolitik global, upaya TNI untuk melakukan transformasi dan beradaptasi serta mengantisipasi ancaman baru menjadi sangat krusial bagi stabilitas negara.

Ancaman Siber: Pilar Pertahanan di Dunia Maya

Baca juga : Akses Transportasi Umum Ke Kawasan Perumahan

Di tengah revolusi digital yang terus berkembang, ancaman siber telah menjadi salah satu masalah keamanan terbesar di seluruh dunia. Indonesia, sebagai negara dengan lebih dari 200 juta pengguna internet, tak terhindar dari risiko serangan siber.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi salah satu negara yang paling banyak diserang secara siber di dunia. Pada 2023, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia melaporkan lebih dari 403 juta serangan siber yang mengincar berbagai sektor vital di Indonesia, termasuk pemerintahan, sektor keuangan, energi, dan infrastruktur kritis lainnya.

Serangan ini datang dalam berbagai bentuk, mulai dari peretasan data hingga upaya disinformasi yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan politik. Serangan siber yang semakin canggih dan tersebar luas membutuhkan langkah-langkah preventif yang terintegrasi.

Keberadaan pasukan siber yang terlatih dalam kecerdasan buatan (AI) dan teknologi terbaru menjadi sangat penting. TNI pun telah melibatkan Satuan Siber (Satsiber) dalam berbagai latihan gabungan, salah satunya Latihan Siber TNI 2025, yang diselenggarakan pada 4-6 Agustus dengan tema “Komando Tugas Gabungan Siber TNI Menyelenggarakan Operasi Siber di Ruang Digital Dalam Rangka Mendukung Operasi Gabungan TNI”.

READ  Dukung Inovasi Baja & Keberlanjutan Industri, GRP Luncurkan 2 Produk Baru

Baca juga : PT Genesis Sampaikan Permintaan Maaf ke Wartawan Korban Pengeroyokan

Latihan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan TNI dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks dan beragam.

Ancaman siber tidak hanya bersifat domestik, tetapi juga memiliki dimensi global. Dalam konteks geopolitik, serangan siber dapat digunakan sebagai alat perang non-kinetik, yang dapat merusak stabilitas negara tanpa menggunakan kekuatan militer fisik.

Berbagai negara besar, baik yang terlibat langsung dalam konflik internasional maupun yang berperan sebagai kekuatan dunia maya utama, telah mengembangkan kemampuan siber mereka untuk melawan ancaman eksternal dan memperkuat posisi geopolitiknya.

Indonesia, dengan posisi strategis di Asia Tenggara, harus waspada terhadap potensi serangan siber yang datang dari berbagai sumber.

Baca juga : PHE Perkuat Rantai Pasok Migas untuk Jaga Ketahanan Energi Nasional

Berdasarkan data BSSN pada 2023, 35 persen serangan siber ditujukan kepada sektor pemerintahan, sementara 25 persen mengincar sektor keuangan, dan 20 persen ditujukan untuk infrastruktur energi.

Ancaman ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menjaga ketahanan digital Indonesia agar tidak terpapar ancaman yang dapat merusak kestabilan ekonomi dan politik negara.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *