Mana Saja Desain Hunian Yang Diminanti Pasar di GPA 2025

Infrastruktur11 Dilihat

Asesmen Golden Property Awards 2025 telah dilakukan sejak Februari 2025 sampai Agustus 2025 dengan melibatkan 176 proyek hunian yang dikunjungi dari total 425 proyek secara keseluruhan. Dalam proses asesmen tersebut banyak temuan temuan ataupun perkembangan desain yang dapat menjadi catatan dari para pengembang untuk dapat mengembangkan produknya dengan lebih baik dan sesuai dengan kemauan pasar konsumen. Beberapa catatan hasil asesmen Golden Property Awards 2025 sebagai berikut:

Fasad

Berdasarkan survei preferensi konsumen yang dilakukan Indonesia Property Watch tahun 2025 terdapat kecenderungan konsumen lebih mempertimbangkan fasad rumah tampak depan yang menarik dengan pilihan sebanyak 25,1% dibandingkan faktor lainnya. Para gen Z saat ini dipercaya cenderung melihat sebuah rumah dari mulai tampaknya dengan desain kekinian dan tidak biasa-biasa saja namun tetap fungsional dan tidak berlebihan.

Perkembangan fasad ini juga tidak hanya terjadi untuk rumah komersial namun juga mulai berkembang ke proyek-proyek rumah subsidi dengan aksen-aksen yang lebih menarik namun dengan harga rumah yang tetap affordable. Meskipun tidak sedinamis perkembangan fasad di rumah komersial, namun fasad di rumah subsidi lebih terbatas pada penambahan aksenakses material bangunan yang membuatnya menjadi lebih menarik, termasuk perubahan bentuk ata pelana menjadi atap perisai atau bergaya skandinavia sederhana.

Desain Bangunan Kubikal

Meskipun sekilas desain bangunan kubikal unik dan menarik, namun perlu diperhatikan desain ini tidak selalu cocok untuk wilayah tropis seperti Indonesia dengan curah hujan dan kelembaban tinggi. Dengan banyaknya curah hujan di sebuah daerah akan membuat air hujan tergenang di tepi dinding bagian atas yang hanya berupa dak beton karena mempertahankan desain kubikal. Genangan atau tali air yang mengalir akan mengotori dinding beton dan membutuhkan maintenance yang lebih mahal. Hal ini dapat diminimalisir dengan sistem talang yang lebih baik.

READ  Cove Kembangkan Co-living ke Surabaya dan Yogyakarta, Targetkan 2.400 Kamar Baru

Baca Juga, Menyambut GPA 2025: Reuni Legenda Properti dan Malam Penghargaan Paling Bergengsi

Pintu ke Area Service

Sebagian produk rumah saat ini sudah mulai mempertimbangkan akses tersendiri ke area service terutama untuk tipe rumah di segmen menengah-atas. Sebenarnya hal ini sudah banyak dilakukan saat masa pandemi, namun dalam pengamatan di lapangan terdapat desain yang kurang sesuai dan harus menjadi diperhatikan, antara lain akses ke service yang sebaiknya mempunyai pintu yang lebih kecil atau tidak persis sama dengan pintu utama dan tidak dibuat sejajar dengan pintu masuk untuk menunjukkan strata yang berbeda dengan akses utama yang harusnya lebih megah.

Akses untuk Maintenance

Banyak rumah menengah-atas yang didesain baik, namun luput untuk mempertimbangkan akses terhadap area AC dan toren ketika sedang dilakukan peliharaan. Luas bangunan yang besar membuat perlunya akses ke area-area service untuk memudahkan pemeliharaan dengan ketersediaan tangga-tangga dinding dengan tetap mempertimbangkan keamanan.

Penempatan Ruang ART dan Area Jemur

Dalam penempatan layout untuk rumah yang menyediakan ruang ART menjadi penting untuk diperhatikan, khususnya untuk rumah 2 lantai ke atas. Penempatan ruang ART sebaiknya di lantai dasar. Beberapa rumah menempatkan ruang ART di lantai atas dengan mempertimbangkan adanya area jemur di lantai 2 atau 3.

Hal ini dimungkinkan dengan mempersiapkan akses tangga yang proper. Sebagian rumah menggunakan akses tangga putar besi yang kurang proper sehingga membahayakan ART, apalagi bila usia ART yang sudah cukup tua.

Jumlah Kamar Tidur

Beberapa proyek mulai menerapkan resizing unit rumah menjadi lebih compact. Hal ini juga memengaruhi ketersediaan jumlah kamar tidur. Untuk rumah kecil umumnya standar dikembangkan untuk 2 buah kamar tidur. Namun dalam perkembangannya mulai diperkenalkan unit rumah dengan jumlah 1 kamar tidur. Hal ini mulai dilihat sebagai perkembangan tren tiny house. Namun demikian sebelum mengembangkan tipe 1 kamar tidur ini perlu dipahami karakter pasar yang akan disasar.

READ  Hotel Tentrem Hadirkan Ramadan Journey: Tentrem Ing Rasa

Unit 1 kamar tidur hanya sesuai dikembangkan bila target pasarnya mahasiswa atau di beberapa lokasi tipe ini diminati oleh para ekspatriat di kawasan industri. Namun tentunya berbeda bila karakter pasar konsumen kebanyakan keluarga muda.

Karenanya melihat karakter dan target pasar yang sesuai harus dipahami oleh pengembang dan tidak hanya ikut-ikutan.

Rasio Kamar Tidur dan Kamar Mandi

Penambahan kamar mandi sering dilihat sebagai biaya, sehingga jumlah kamar mandi dibuat sesedikit mungkin. Namun dari aspek kenyamanan, hal ini perlu mendapat perhatian khusus. Rasio kamar mandi terhadap kamar tidur umumnya 1:2. Bila terlalu banyak pasti konsekuensinya terhadap biaya bangun, namun bila terlalu kecil akan membuat tidak nyaman.

Untuk unit rumah kecil yang jarang sekali menerima tamu, penempatan kamar mandi di lantai dasar mungkin juga tidak terlalu diperlukan dan dapat dibuat sebatas powder room. Berbeda dengan unit rumah besar yang harusnya memberikan kenyamanan akses ke kamar mandi yang lebih banyak.

Penempatan Dapur di Dalam Rumah

Saat ini banyak orang yang hanya mengandalkan dapur bersih tanpa adanya dapur kotor. Untuk keluarga yang tidak terlalu banyak memasak menggunakan dapur kotor, mungkin sebatas dapur bersih yang terletak di dalam rumah menjadi tidak masalah. Namun demikian di sebagian orang, kebutuhan untuk memasak akan menjadikan kebutuhan dapur kotor suatu keharusan.

Pertimbangan ini akan sangat terkait budaya dari target pasar konsumen. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa dapur bersih yang berada di dalam ruangan akan membuat ruangan terasa lebih sempit. Berbeda dengan unit rumah dengan luasan yang cukup besar yang memungkinkan adanya dapur bersih sekaligus dapur kotor di luar.

Panjang Carport

Carport menjadi penting untuk memberikan ruang parkir kendaraan di depan rumah. Namun tentunya standar arsitektur perlu dipertimbangkan untuk kenyamanan penghuni dan lingkungan tetangga. Banyak ditemukan panjang carport hanya 4 meter dengan dalih rumah compact.

READ  Kemeriahan Festival Cap Go Meh di Gading Serpong

Rumah compact tidak dapat disamakan dengan harga rumah yang murah. Rumah compact dengan harga diatas Rp500 jutaan bahkan Rp1 miliar pun banyak dikembangkan. Dengan harga rumah di kelas menengah ini maka kebutuhan kendaraan pun meningkat ke kelas menengah.

Di kelas menengah, umumnya panjang kendaraan paling kecil adalah 4,2 meter. Bila carport memiliki 4 meter, maka kendaraan akan melewati berem bahu jalan. Sekilas tidak terlalu pengaruh, namun dalam perjalanannya lingkungan menjadi tidak rapi, dan mulai banyak mobil tidak diparkir di carport namun di tepi badan jalan.

Paling tidak panjang carport harus 4,5 meter agar lingkungan terjaga lebih rapi dan kendaraan lebih pas di atas carport.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/mana-saja-desain-hunian-yang-diminanti-pasar-di-gpa-2025/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *