GENERASI MUDA MENGINTIP PASAR RUMAH MEWAH DI TENGAH PERLAMBATAN

Infrastruktur31 Dilihat

Di tengah lanskap properti yang dinamis, segmen rumah mewah tahun ini mengalami babak baru. Data terbaru Rumah123 menunjukkan bahwa permintaan di segmen harga menengah atas hingga premium mulai menurun.

Hunian di kisaran Rp1–3 miliar yang semula menyumbang 35% dari total permintaan kini hanya 33,6%. Untuk rumah di atas Rp5 miliar, penurunannya lebih terasa, dari 13% menjadi 11,1%.

Menurut Head of Research Rumah123 Marisa Jaya, ini sinyal jelas adanya pergeseran selera pasar. “Minat bergeser dari kelas atas ke menengah dan menengah-bawah. Pemulihan ekonomi yang masih berjalan membuat pembeli lebih berhitung,” ujarnya kepada Majalah Property and the City, awal bulan lalu.

Marisa mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 yang tercatat 4,87% — sedikit melambat dari 5,02% di akhir 2024 – menjadi latar atau dasar penting pergeseran ini.

Menariknya, hampir 50% pencarian rumah mewah kini datang dari kelompok usia 18–34 tahun. Generasi ini mungkin belum sepenuhnya siap membeli rumah miliaran, tetapi tren pencarian mereka jelas: mencari hunian yang strategis, nyaman, dan sesuai kemampuan finansial awal.

Bagi mereka, rumah bukan hanya aset fisik, tapi juga simbol pencapaian. Pilihan mereka condong pada harga yang lebih bersahabat, namun tidak mengorbankan akses, kualitas, dan potensi investasi.

Dari Jantung Jakarta hingga Pulau Dewata

Di peta hunian mewah, Jakarta masih menjadi pusat gravitasi. Data Semester I 2025 Rumah123 menunjukkan, permintaan terbesar rumah di atas Rp3 miliar terkonsentrasi di ibu kota, diikuti Tangerang dan Tangerang Selatan.

Bukan tanpa alasan, menurut Marisa, “Jakarta adalah jantung bisnis dan pemerintahan, dengan akses ke fasilitas kelas dunia, dari pusat perbelanjaan mewah, sekolah internasional, hingga rumah sakit papan atas,” ujarnya.

READ  Anggaran Perumahan Dinilai Minim, Program 3 Juta Rumah Baru Akan Tancap Gas Tahun Depan?

Sementara Tangerang dan Tangerang Selatan mencuri perhatian lewat kawasan terpadu modern, infrastruktur jalan tol yang kian matang, dan komunitas hunian eksklusif yang terus tumbuh.

Di luar lingkar megapolitan, Bandung, Surabaya, dan Badung (Bali) muncul sebagai penantang serius. Bandung memikat dengan udara sejuk dan lanskap pegunungan, Surabaya menjanjikan peluang bisnis dan gaya hidup urban, sementara Badung adalah magnet wisata internasional yang memadukan pantai eksotis dengan properti bernilai tinggi.

Permintaan di tiga kota ini menandakan pasar rumah mewah mulai meluas. Tidak lagi terpaku pada pusat kota besar, konsumen kini melihat potensi investasi jangka panjang di daerah dengan daya tarik gaya hidup dan keterbatasan suplai lahan.

Bagi pengembang, ini adalah peluang emas untuk menjangkau segmen menengah-atas dan kelas atas yang ingin merasakan kemewahan — baik di pusat kota maupun di kawasan yang menawarkan nuansa liburan setiap hari.

Resep Hunian Mewah

Bagi pemburu hunian mewah, memilih rumah bukan sekadar urusan selera, tapi sebuah proses kurasi yang teliti. Setiap detail—mulai dari letak bangunan di peta kota hingga kualitas pintu dan lantai—membentuk gambaran utuh tentang nilai sebuah properti.

• Lokasi Premium: Harga Mati

Posisi tetap menjadi pertimbangan nomor satu. Rumah mewah identik dengan kawasan strategis dan prestisius, dekat pusat bisnis, fasilitas gaya hidup kelas atas, sekolah internasional, hingga rumah sakit berstandar global. Kemudahan akses dan reputasi kawasan bukan hanya memudahkan aktivitas, tapi juga menambah nilai gengsi.

• Keamanan dan Privasi: Kenyamanan yang Tak Terlihat

Hunian mewah adalah benteng pribadi. Sistem keamanan 24 jam, akses terbatas, dan pengawasan menyeluruh menjadi standar. Lingkungan yang tenang dan eksklusif memberikan rasa aman sekaligus ruang privasi yang tak ternilai.

READ  Menuju PIK 2 Penumpang Whoosh dari Halim Kini Ada Shuttle Bus

• Kualitas Bangunan dan Material: Fondasi Kemewahan

Konsumen segmen ini sangat detail soal konstruksi. Mereka mencari struktur yang kokoh, finishing yang rapi, dan material premium yang tahan lama sekaligus estetik. Dari marmer impor hingga kayu solid, setiap elemen berbicara soal kualitas.

• Desain dan Arsitektur: Identitas Hunian

Bentuk rumah mewah tidak sekadar mengikuti tren. Karakter arsitektur yang kuat—baik modern, klasik, maupun kontemporer—menjadi magnet tersendiri. Tak jarang, karya tangan arsitek ternama menjadi nilai tambah yang memikat.

• Luas dan Tata Ruang: Ruang Hidup yang Lapang

Ruang tamu yang lega, langit-langit tinggi, taman pribadi, kolam renang, hingga garasi luas menjadi “paket wajib”. Tata ruang yang fungsional sekaligus estetis memastikan rumah nyaman untuk ditinggali, sekaligus memikat untuk dijadikan tempat berkumpul.

• Fasilitas Lingkungan: Ekosistem Hunian

Banyak pembeli mempertimbangkan kualitas fasilitas lingkungan—club house, taman tematik, pusat kebugaran, hingga lanskap yang dirancang dengan detail. Atmosfer kawasan memberi pengalaman tinggal yang utuh, tak hanya di dalam rumah.

• Eksklusivitas dan Reputasi Kepercayaan di Balik Nama Developer:

Nama besar pengembang memberi rasa aman. Riwayat proyek sukses, kualitas konstruksi, dan eksklusivitas komunitas yang dibangun sering menjadi penentu keputusan.

• Nilai Investasi: Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal

Bagi banyak pembeli, rumah mewah adalah aset. Potensi kenaikan harga di kawasan berkembang, apalagi yang memiliki suplai terbatas, membuat properti ini tak sekadar memberikan kenyamanan, tapi juga keuntungan di masa depan.

Meneropong Arah Pasar Rumah Mewah: 6–12 Bulan ke Depan

Memperkirakan arah pasar rumah mewah bukan perkara menebak-nebak. Data dua tahun terakhir menunjukkan pola yang jelas: Lonjakan besar pasca pandemi, lalu perlambatan bertahap.

READ  Bekasi Marathon 2025 Digelar di Kota Harapan Indah

Semester I 2023 mencatat kenaikan permintaan 17,2% dibanding semester sebelumnya. Semester II 2023 melesat 39,7%, dan puncaknya terjadi di Semester I 2024 dengan lonjakan 49%. Namun setelah itu, laju mulai menurun: hanya 4,8% di Semester II 2024, bahkan minus 1,8% pada Semester I 2025. Meski begitu, secara tahunan masih ada pertumbuhan tipis 3,2%.

Menurut Marisa Jaya, 2023 dan 2024 adalah masa realisasi pembelian yang tertunda selama era new normal. Begitu banyak keputusan yang disimpan sejak 2020–2022 akhirnya tereksekusi, menciptakan ledakan permintaan dan kenaikan harga.

Memasuki 2025, pasar memasuki fase “pendinginan”. Perlambatan ekonomi kuartal I 2025—4,87% dibanding 5,02% di akhir 2024—membuat konsumen, termasuk pembeli segmen premium, lebih berhati-hati.

“Enam hingga dua belas bulan ke depan, tren ini diperkirakan akan berlanjut. Aktivitas pembelian mungkin tetap ada, tetapi pertumbuhan harga tidak akan sedinamis dua tahun terakhir. Pasar cenderung bergerak stabil, memberi ruang bagi konsumen untuk menegosiasikan harga dan bagi pengembang untuk berinovasi dalam penawaran,” terang Marisa.

Namun satu hal yang konsisten: rumah mewah tetap menjadi simbol prestise dan aset jangka panjang. Selama lokasi strategis, kualitas terjaga, dan eksklusivitas terjamin, segmen ini akan tetap hidup— meski napasnya kini lebih tenang dibanding tempo lonjakan lalu.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/generasi-muda-mengintip-pasar-rumah-mewah-di-tengah-perlambatan/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *