7 Tren Properti 2025 yang Wajib Diperhatikan: Pinggiran Kota dan Hunian Berkelanjutan Jadi Primadona Baru

Berita Utama8 Dilihat

HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Tren properti 2025 mencerminkan akumulasi perubahan dari tahun-tahun sebelumnya—menggambarkan bagaimana hunian tak lagi sekadar tempat tinggal, melainkan bagian dari gaya hidup dan nilai masa depan.

Seperti diketahui, dunia properti terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Sejak pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020, perilaku konsumen dalam memilih hunian mengalami pergeseran besar.

Baca Juga: Tren Properti Awal 2025: Perkantoran, Ritel dan Logistik Tumbuh

Dari yang semula mengutamakan kedekatan dengan pusat kota dan tempat kerja, kini masyarakat lebih mengedepankan kualitas hidup, kenyamanan, serta keberlanjutan lingkungan.

Tren ini mulai terlihat sejak 2021 ketika masyarakat mulai bekerja dari rumah, mengurangi aktivitas di pusat kota, dan menyadari pentingnya ruang pribadi yang lebih luas serta lingkungan yang sehat.

Tren ini terus berlanjut hingga tahun 2024, didorong oleh transformasi gaya hidup, perkembangan teknologi digital, dan pembangunan infrastruktur yang kian merata.

Kini di tahun 2025, preferensi hunian telah mengalami pergeseran mendalam, membentuk lanskap baru industri properti.

Baca Juga: Rumah Masa Kecil Paus Leo XIV di Dolton: Properti Biasa, Kini Rebutan Miliarder

Berikut, 7 tren properti 2025 yang perlu diperhatikan oleh konsumen, pelaku usaha, dan investor, karena akan sangat memengaruhi arah perkembangan sektor real estat di masa depan:

1. Pinggiran Kota, Magnet Baru Para Pencari Hunian dalam Tren Properti 2025

Melonjaknya harga properti di pusat kota mendorong masyarakat kelas menengah hingga atas untuk mencari hunian yang lebih terjangkau dan nyaman.

Kawasan pinggiran kota kini menjadi destinasi utama berkat harga yang lebih rendah, lingkungan yang lebih asri, dan akses yang makin mudah.

“Harga yang lebih terjangkau serta kualitas lingkungan yang lebih nyaman menjadi alasan utama konsumen melirik hunian di pinggiran kota,” ujar Indra F Wibowo, salah satu agen properti di kawasan Tangerang, Banten.

Beberapa kawasan seperti Bekasi, Tangerang, Depok, hingga Cibubur kini berkembang pesat menjadi sentra hunian baru.

Baca Juga: Paramount Petals Hadirkan Foodtruck Days, Momentum Investasi Properti Seru!

Kawasan-kawasan tersebut, terutama di Bekasi dan Tangerang pun masih memasarkan hunian subsidi pemerintah dengan harga yang lebih terjangkau, mulai Rp185 jutaan di Bekasi dan mulai Rp160 jutaan di Tangerang.

Adapun harga rumah komersial di Bekasi, berdasarkan data dari Rumah123, berkisar antara Rp415 juta hingga Rp1,35 miliar.

Kembali ke Tangerang, masih menurut data Rumah123, harga rumah yang berlokasi di pinggir jalan utama dijual mulai dari Rp1,3 miliar.

Sedangkan di dalam kawasan perumahan berkisar antara Rp900 juta hingga Rp3,72 miliar.

Tentu, semakin jauh dari Ibu kota Jakarta, maka harga rumah pun lebih terjangkau, seperti di Citra Maja Raya, Lebak, Banten yang memasarkan rumah murah berkualitas seharga Rp150 jutaan.  

READ  Kementerian PKP Cari Solusi Calon Konsumen Rumah Yang Terganjal SLIK OJK

Baca Juga: District East Resmikan Show Unit Cluster Eastwood, Rumah Mulai Rp700 Jutaan di Karawang

2. Infrastruktur Jadi Pendorong Perluasan Hunian

akses tol langsung Paramount Petals, investasi properti, jalan layang tol,
Progres pembangunan akses tol langsung yang menghubungkan kawasan Paramount Petals, persisnya Tol Jakarta-Merak KM 25. (Foto: Dok. Paramount Land)

Masifnya pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, KRL Commuter Line, MRT, LRT, dan kereta cepat menjadi katalis utama perubahan lanskap hunian.

Akses yang semakin mudah menghapus batas antara kota dan pinggiran. “Infrastruktur menghubungkan kawasan suburban dengan pusat aktivitas ekonomi, menciptakan ekosistem hunian yang dinamis dan terintegrasi,” tambah Indra.

Sebagai contoh saja, jalur KRL Commuter Line dari Jakarta (Stasiun Tanah Abang), menuju Maja hingga Rangkas Bitung pun telah menjamur proyek-proyek kota baru, seperti Kota Podomoro Tenjo, Modernland Cilejit, hingga Citra Maja Raya.

Baca Juga: miratap Tegaskan Komitmen Produk Interior Kualitas Jepang Lewat Kunjungan Pabrik di Pasuruan

Diketahui, sepanjang tahun 2024 lalu, Kota Podomoro Tenjo mencatatkan penjualan lebih dari 1.000 unit hunian dan ruko.

“Sejak peluncuran proyek ini pada tahun 2020, total unit yang sudah terjual telah mencapai lebih dari 6.600 unit,” ungkap Zaldy Wihardja, Marketing Director Regional 2 Agung Podomoro Land.

Sedangkan rata-rata kenaikan harga hunian di proyek yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Group ini mencapai 12% per tahun.

Zaldy mengakui bahwa cepatnya penjualan rumah tersebut salah satunya didorong oleh faktor mudahnya akses dan transportasi, terutama KRL.

3. Kerja Jarak Jauh Buka Peluang Mobilitas Hunian

Model kerja hybrid dan work from home membuat lokasi tempat tinggal lebih fleksibel. Banyak profesional kini memilih tinggal lebih jauh dari kantor demi mendapatkan kenyamanan dan ruang lebih luas.

Fakta menyebutkan bawa, saat ini banyak profesional muda lebih memilih tinggal di rumah tapak di pinggiran kota dibandingkan apartemen di pusat kota.

Baca Juga: Menteri PU Tinjau Infrastruktur Pengendali Banjir Bandara Yogyakarta Internasional Airport

Cornel, misalkan, pekerja yang sehari-hari berkantor di kawasan Sudirman Jakarta lebih memilih tinggal di Cibitung, Bekasi, daripada di tengah kota.

Selain harga hunian tapak, termasuk apartemen dalam kota yang relatif lebih mahal, biaya hidup dan biaya lainnya juga menurutnya lebih mahal di Jakarta.

“Saya sudah setahun ini tinggal di Bekasi, lebih nyaman karena setiap hari naik KRL Commuter Line langsung ke Sudirman,” ungkap Cornel yang tengah mencicil rumah seharga Rp250 jutaan di salah satu perumahan di Cibitung.

4. Kawasan Suburban Kini Semakin Modern dan Lengkap

uji coba kendaraan listrik tanpa awak di bsd city
Pusat Perbelanjaan QBIG BSD City. (Foto: dok. SML)

Meski berada di pinggiran Ibukota Jakarta, kawasan hunian tersebut telah berkembang dengan konsep kota modern, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas kota.

Termasuk juga fitur-fitur smart home, kawasan ramah lingkungan, hingga komunitas berbasis gaya hidup.

READ  Program 3 Juta Rumah Upaya Menekan Angka Kemiskinan

Baca Juga: Penjualan Klaster Bukit Freesia CitraIndah City Jonggol Tembus Rp37 Miliar dalam 3 Jam, Bukti Tingginya Minat Hunian Sehat

Perumahan seperti BSD City, Citra Raya, Paramount Gading Serpong, Summarecon Serpong, termasuk juga Harvest City, serta Metland Transyogi, bahkan dilengkapi fasilitas pendidikan, kesehatan, pusat belanja, dan fasilitas lainnya.

5. Hunian Berkelanjutan: Dari Tren Menjadi Kebutuhan

Selain lokasi, konsep hunian berkelanjutan kini menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan konsumen.

Kesadaran lingkungan yang meningkat, terutama pascapandemi, mendorong permintaan terhadap properti ramah lingkungan.

Menurut laporan Antaranews.com, sektor properti Indonesia diproyeksikan tumbuh signifikan berkat meningkatnya minat terhadap hunian berkelanjutan.

Kaum milenial, sebagai pangsa pasar terbesar, memilih properti yang mengusung konsep eco living, memanfaatkan pencahayaan alami, dan menerapkan teknologi hemat energi.

Bahkan, beberapa pengembang mulai menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) secara aktif. (JLL Indonesia).

Baca Juga: Target Pertumbuhan Bosch 8% hingga 2030, Inilah Jurus Ambisius yang Akan Diterapkan

Adriadi Dimastanto, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) kepada HomeBabby.my.id menuturkan, indikator utama sebuah kawasan dapat disebut berkelanjutan adalah ketika lingkungan, sosial, dan ekonomi bisa berjalan seimbang.

“Pembangunan harus mengurangi emisi karbon, memberi ruang hidup sehat dan aman, serta memberikan kesempatan ekonomi kepada warganya. Kalau hanya satu sisi saja, itu belum berkelanjutan,” terangnya.

Menurut dia, konsep kota mandiri seperti salah satunya di Paramount Petals adalah contoh positif yang bisa dikembangkan lebih lanjut jika menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan sejak awal.

“Yang penting bukan sekadar label ‘kota mandiri’, tapi implementasinya—apakah benar kawasan tersebut mengurangi ketergantungan kendaraan pribadi, menyediakan ruang publik yang sehat, dan memberi ruang ekonomi lokal?” tambah Adriadi.

6. Potensi Investasi di Properti Suburban & Hijau

Dengan nilai jual yang kompetitif dan perkembangan kawasan yang cepat, investasi properti di wilayah suburban dan berkonsep berkelanjutan semakin dilirik investor.

Tak hanya memberikan kenyamanan hunian, kawasan ini juga menawarkan return on investment (ROI) yang tinggi, baik dalam jangka menengah maupun panjang.

Baca Juga: Kuartal I 2025, Harga Rumah Seken Nasional Melambat: 3 Kota Ini Tetap Tumbuh di Atas 8%

Pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, kereta cepat, dan transportasi massal, telah mendorong kenaikan nilai tanah secara konsisten di berbagai wilayah penyangga kota besar.

Sebagai contoh, kawasan Bekasi Timur, BSD Serpong, dan Cibubur mengalami kenaikan nilai properti hingga 10–15% per tahun selama 3 tahun terakhir, menurut data dari Rumah123.com dan 99.co.

Sementara itu, properti berkonsep hijau—yang mengintegrasikan sistem efisiensi energi, pengelolaan air, dan ruang terbuka hijau—mulai mendapatkan posisi strategis di mata investor.

Banyak pengembang besar di Indonesia, seperti Sinar Mas Land, Ciputra Group, dan Agung Sedayu, kini mengintegrasikan prinsip keberlanjutan (sustainability) dalam proyek mereka karena permintaannya terus meningkat.

READ  Hampton Square dan Papaya Fresh Gallery di Paramount Gading Serpong Resmi Dibuka

Menurut JLL Indonesia, permintaan terhadap properti yang menerapkan prinsip ESG juga tumbuh pesat di kalangan investor institusional.

Baca Juga: Kementerian PKP Luncurkan Rumah Subsidi untuk Pekerja Migran

Bahkan beberapa proyek hunian hijau menawarkan skema insentif atau keringanan pajak sebagai daya tarik tambahan.

Konsumen domestik hingga investor asing mulai menjadikan properti suburban dan hijau sebagai bagian dari portofolio jangka panjang mereka, terutama karena kestabilan harga, permintaan yang terus tumbuh, dan rendahnya risiko dibandingkan dengan sektor investasi lain seperti saham atau kripto.

7. Teknologi Memudahkan Akses dan Transaksi

perempuan cari rumah dan pencarian properti online lamudi dan Lamudi Property Fair
Ilustrasi Lamudi

Digitalisasi di sektor properti kini menjadi katalis utama dalam mengubah cara orang mencari, membeli, dan berinvestasi properti.

Adopsi teknologi properti (proptech) meningkat drastis sejak pandemi COVID-19, dan berlanjut dengan inovasi yang makin canggih hingga tahun 2025.

Teknologi seperti virtual tour 360 derajat, pencocokan properti berbasis AI, drone untuk survei lokasi, serta tanda tangan digital memungkinkan konsumen untuk melakukan seluruh proses pembelian tanpa harus keluar rumah.

Baca Juga: IAI Gelar ARCH:ID 2025 Mengusung Tema “Performative Archipelago”

Di Indonesia, platform seperti Rumah123, 99.co, Lamudi, hingga startup proptech seperti Pinhome dan Mamikos terus berinovasi untuk menghadirkan layanan digital menyeluruh, mulai dari pencarian properti hingga pengajuan KPR online.

Menurut laporan PwC dan Urban Land Institute 2024, teknologi juga mempermudah investor dan pengembang dalam menganalisis data pasar, proyeksi ROI, hingga preferensi konsumen berbasis lokasi.

Tren penggunaan big data dan machine learning dalam menilai kelayakan lokasi dan nilai properti akan menjadi standar baru dalam pengambilan keputusan investasi di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, blockchain juga mulai diperkenalkan dalam sistem pencatatan transaksi properti di beberapa negara, termasuk Singapura dan UEA, untuk meningkatkan transparansi dan keamanan transaksi.

Di Indonesia, walau implementasinya masih terbatas, minat terhadap teknologi ini mulai tumbuh, khususnya di kalangan investor properti komersial.

Baca Juga: Altea BLVD Luncurkan Klaster Rivella, Hunian Premium di Cibubur Mulai Rp2 Miliar

Dengan teknologi sebagai penggerak utama, proses pembelian hunian yang dulu rumit dan panjang kini menjadi lebih cepat, efisien, dan terjangkau bagi generasi muda maupun investor profesional.

Inilah salah satu faktor pendorong utama mengapa Tren Properti 2025 sangat bergantung pada kemajuan digital.

***

[Sumber: Berbagai sumber]
Baca berita lainnya di GoogleNews

———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0813 8225 4684
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]

– Advertisement –

Demo Below News

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://propertiterkini.com/7-tren-properti-2025-yang-wajib-diperhatikan/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *